masukkan script iklan disini
Jakarta – Liga Italia Serie A mengalami gejolak signifikan di awal musim 2025/2026. Dalam kurun waktu hanya satu minggu, tiga pelatih dari klub-klub elite diputuskan untuk mundur atau dipecat setelah performa buruk, termasuk nama besar seperti Stefano Pioli.
Pemecatan pertama dilakukan oleh Juventus. Setelah kekalahan 0–1 dari Lazio pada 27 Oktober 2025, manajemen memutuskan untuk memberhentikan Igor Tudor.
Lima hari kemudian, Genoa juga mengambil langkah serupa. Pelatih Patrick Vieira dipecat setelah timnya gagal meraih kemenangan di sembilan laga awal Serie A musim ini.
Puncaknya adalah di Fiorentina, di mana Stefano Pioli menjadi pelatih terbaru yang dipecat. Fiorentina belum pernah menang dari 10 pertandingan pembuka dan berada di dasar klasemen saat memutuskan memecat Pioli.
Kejutan Karena Awal yang Stabil
Fenomena pemecatan masal ini terasa semakin mengejutkan karena sebelumnya klub-klub Serie A menjunjung stabilitas pelatih — bahkan enam pekan pertama musim tanpa pemecatan — sesuatu yang belum pernah terjadi dalam delapan tahun terakhir.
Dampak dan Tantangan ke Depan
Langkah drastis ini menunjukkan tekanan besar terhadap pelatih di Serie A ketika target performa tak terpenuhi. Namun, pergantian pelatih secara cepat juga menghadirkan risiko: adaptasi strategi baru, perubahan taktik mendadak, dan kepercayaan pemain yang harus dibangun ulang.
Bagi Juventus, Genoa dan Fiorentina, penunjukan pelatih baru — termasuk opsi interim — menjadi tantangan tersendiri di tengah jadwal kompetitif. Ini juga menjadi sinyal bahwa klub-klub top Italia masih agresif dalam menyikapi hasil buruk meskipun di awal musim.
Pemecatan berturut-turut ini bisa dianalisis sebagai efek tekanan media, harapan suporter, dan target klub besar yang tidak bisa kompromi terhadap hasil meski di awal kompetisi.
Fokus ke depan akan tertuju pada performa klub pasca pergantian pelatih — apakah perombakan ini mampu membalikkan tren buruk, atau malah menambah ketidakstabilan tim.