Iklan

TNI Rencanakan Pembentukan 750 Batalyon Tempur dan Satuan Antariksa di Bawah Konsep OEF

Minggu, 02 November 2025, November 02, 2025 WIB Last Updated 2025-11-06T05:24:37Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini

Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana membentuk 750 batalyon tempur sebagai bagian dari program peningkatan postur pertahanan nasional. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan


Jakarta – Tentara Nasional Indonesia (TNI) tengah merancang peningkatan besar dalam postur kekuatan militernya melalui pembentukan 750 batalyon tempur, lima Komando Armada (Koarmada), dan satuan antariksa. Rencana ini merupakan bagian dari implementasi konsep Optimum Essential Force (OEF) dalam kerangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. 

Menurut Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah, sejumlah inisiatif tersebut masih berada dalam tahap perencanaan.  Ia menegaskan bahwa setiap rencana akan disesuaikan dengan kebutuhan operasional dan kebijakan pertahanan nasional. 


Beberapa rincian dari rencana peningkatan kekuatan TNI meliputi:

TNI Angkatan Darat (AD) ditargetkan membentuk 750 batalyon tempur hingga tahun 2029. 

TNI Angkatan Laut (AL) diarahkan membentuk lima Koarmada baru serta Komando Daerah Maritim (Kodaeral). 

TNI Angkatan Udara (AU) menyiapkan pengembangan satuan antariksa di bawah Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas). 

Selain itu, AU juga menargetkan pembentukan Satuan Radar tambahan. 


Keseluruhan inisiatif ini dibarengi dengan gagasan bahwa pertahanan nasional perlu diperkuat agar dapat merespons ancaman modern, termasuk nonkonvensional dan perkembangan teknologi pertahanan. 


Beberapa latar belakang dan tujuan dari rencana ini antara lain:

Menjawab kebutuhan untuk memperkuat daya tangkal dan kemampuan proyeksi kekuatan militer Indonesia di berbagai wilayah geografis termasuk perbatasan. 

Selaras dengan kebijakan pertahanan nasional dan dokumen RPJMN 2025-2029 yang menetapkan arah pengembangan kekuatan di sektor pertahanan. 

Menyesuaikan terhadap tantangan masa depan, seperti ancaman berbasis teknologi tinggi (misalnya di domain antariksa, radar, sistem pertahanan udara, dan sistem siber). 


Namun, meskipun gagasan besarnya ambisius, pihak TNI juga menekankan bahwa setiap pembangunan satuan baru akan dilakukan secara bertahap, realistis, dan mempertimbangkan anggaran serta kondisi operasional nyata. 


Meskipun rencana ini memberikan gambaran visi pertahanan yang diperluas dan modern, terdapat sejumlah tantangan yang mungkin muncul:

Anggaran dan Realisasi – Merencanakan ratusan batalyon baru serta satuan baru seperti antariksa memerlukan alokasi dana, infrastruktur, SDM, dan pemeliharaan jangka panjang.

Kementerian/Lembaga – Implementasi rencana harus dilakukan dengan sinkronisasi operasional antara AD, AL, AU, serta kebijakan pemerintahan pusat dan lokal.

Penjadwalan & Kapasitas Rilis – Tahapan pembentukan satuan tidak akan langsung semua selesai; struktur waktu dan skala realisasinya perlu dijadwalkan agar tidak membebani sistem.

Keluwesan terhadap Ancaman Baru – Dalam menghadapi ancaman non-konvensional, pelatihan, teknologi, dan interoperabilitas sistem menjadi kunci agar pembangunan fisik satuan juga diikuti oleh kemampuan efektif di lapangan.

Rencana pembentukan 750 batalyon tempur dan pengembangan satuan antariksa menandakan upaya TNI untuk memperkuat postur pertahanan negara secara menyeluruh dalam menjawab tantangan masa depan. Meski masih dalam tahap perencanaan, visi ini mencerminkan keinginan untuk menghadirkan kekuatan militer yang adaptif, modern, dan mampu melindungi seluruh wilayah Republik Indonesia.

Keberhasilan gagasan ini nantinya akan sangat tergantung pada implementasi operasional, konsistensi pendanaan, dan keterpaduan antar-matra serta adaptasi dengan dinamika geopolitik di kawasan.

source: CNN
Komentar

Tampilkan

Terkini